Bekasi, Rajawainews - Tio Sufrastio, anak kecil yang
mengalami kelumpuhan sejak usia 2 tahun, hingga usianya yang ke 11 tahun tak
ada pihak terkait ataupun pemerintah setempat memberikan bantuan. Ia bersama
ayahnya yang kuli harian lepas yang tinggal dirumah seadanya di Kampung
Cangkring Rt.013/003, Desa Jayalaksana, Kecamatan Cabangbungin.
Selama bertahun-tahun ia hidup dalam kelumpuhan tanpa ada
bantuan dari pemerintah setempat, ia tetap tegar menjalani hidupnya walau
pemerintah masih tutup mata dengan kondisinya.
Asnawi, orangtua tio memberikan keterangan kepada awak media,
”Anak saya sejak usia 2 tahun tidak bisa berjalan atau Lumpuh dan sejak istri
saya meninggal tahun 2014 saya hanya tinggal berdua saja di rumah dengan tio,” ungkapnya.
![]() |
Rumah kediaman Tio dan ayahnya. |
Sejak saat itu pak asnawi berjibaku sendirian mengurus tio
dan tidak bisa mencari uang, tio tidak pernah di bawa berobat oleh pak asnawi
di karenakan faktor Ekonomi jangankan untuk membawa berobat untuk makan sehari
hari pun kadang tidak ada dan kadang ada warga yang memberikan sedikit makanan
untuk dia dan tio.
Sambil meneteskan airmata pak asnawi pun mengatakan, “Saya
Mengucapkan Terimakasih Banyak atas segala kepedulian dan bantuannya, ini semua
berkat bantuan pak wahyudin dan pak saputra juga dari pihak puskesmas sehingga
anak saya bisa menjalankan pengobatan ke RSUD. Sekali lagi saya mengucapkan
terimakasih banyak untuk bantuannya dan harapan saya agar anak saya bisa sembuh dan bisa berjalan normal,”
jelasnya.
Tim Rajawali News melakukan wawancara kepada Wahyudin dan Saputra,
warga yang sangat peduli dan perihatin atas keadaan Asnawi dan Tio, keterangan
dari dia dan Saputra yang mengurus adminitrasi dan mendampingi pasien sampai ke
RSUD. “Saya dan pak saputra mendampingi mulai berobat ke puskesmas cabangbungin
namun dari dokter yang bertugas di puskesmas menyarankan agar pasien di rujuk
ke RSUD dan memberikan surat rujukannya, saya dan pak saputra pun meminta
bantuan kepada Kepala Desa Jayalaksana untuk pinjam mobil buat antar pasien ke
RSUD tapi keadaan mobilnya rusak akhirnya kita sewa mobil dan kepala desa
memberikan bantuan sebesar Rp.200 ribu dan Saputra yang menerima,” ungkap
Wahyudin.
Wahyudin yang profesinya sehari-hari sebagai guru honorer ini
menambahkan,” saya dan pak Saputra melakukan ini semua atas kepedulian sesama.
Apalagi kita tetangga apa yang kita bisa bantu ya kita bantu” dan harapan saya
semoga pemerintahan Kabupaten Bekasi lebih perhatian dan peduli kepada
masyarakat yang kurang mampu dan semoga saja ada orang yang sangat dermawan
untuk membantu pak asnawi.” Tuturnya.
Di tempat yang sama Saputra juga mengungkapkan keprihatinanya.
”Harapan saya sama, semoga dapat perhatian dan bantuan dari Pemda atau dari Instansi
lainnya karena kondisinya sangat membutuhkan bantuan. Kiranya ada yang membantu
agar si anak dapat berjalan dengan normal”, katanya.
Menanggapi jaminan di RSUD, saputra menjelaskan, sudah di
sampaikan ke pihak RSUD bahwa si anak belum terdaftar di BPJS Kesehatan. ”Dengan
keadaan ekonomi keluarganya pihak RSUD sudah buat surat utang piutang dan
meminta KTP bapak pasien”, terangnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada bantuan dari dinas
terkait atapun pemerintah daerah setempat. Semoga dengan terbitnya berita ini
dapat memberitahu kepada pemerintah kalau ada warganya yang membutuhkan
bantuan. (RED)
0 Comments